MEMBACA WAKTU
memulai dari mana. kelenjar itu tak berwarna
tanda-tanda yang biasa dibaca
mengabut-menjelaga
langkah siapa berhenti dekat pintu
untuk membuka zaman yang tiada
daun kemboja berguguran tanpa bunga
lembut oleh lumut dan debu
"Tuhan, tak pantas aku cemburu pada-Mu"
lalu bersijingkat, seakan masih kemarin
padahal waktu sudah seribu tahun terkubur
tangan masih sepi oleh keringat dan luka
ah, tanpa bencana?
dan pintu
tak bisa menunjukkan waktu
padamu
KWATREN JEMARI
hanya jemari yang setia menghitung
tanda arang pada dinding
seperti sejarah yang hilang
catatan yang terus terbuka menanti kaubaca
Rabu, 04 Maret 2009
Langganan:
Postingan (Atom)