Jumat, 24 April 2009

Puisi-puisi Tengsoe Tjahjono

JARAK

udara melebar, sayap terbakar
gelinjang terbang merapuh dalam angka
tik-tak kelender purba

udara terayun, redup berdentum
jantung meledak oleh api
siapa mawar yang sisakan duri

dalam candi batu membiru
sungguh cuma catetan kelam
merenda luka fana

(kau berbisik kepada kuping malam
: kenapa matahari menggigil suntuk begini?)

april 2009

5 komentar:

AhdiaT mengatakan...

Assalamualikum Pak.Tengsoe!
Saya mahasisiwa Bapak!
Ahdiat Beni Hendarto (082074014)
PR 2008

Saya akan sedikit mengomentari puisi bapak yang berjudul "Jarak".
Dalam pusi tersebut menggambarkan seseorang yang terbebani atau terbelenggu karena jarak, dan pada setiap waktu yang berlalu dia merasa hatinya semakin terluka.
Puisi ini meskipun pendek tapi kata-katanya cukup indah, dan yang paling menonjol adalah pilihan kata-katanya atau penggunaan kata-katanya kebanyakan mengunakan istilah istilah yang berhubungan dengan alam itu yang paling membuat saya suka, dan dlam puisi ini diakhiri dengan kalimat tanya sehingga membuat keindahan tersendiri dan memebuat pembaca pensaran.

bida mengatakan...

Ass..pak tengsoe..maaf saya terlambat ngrim komentar...di sini saya akan sedikit mengomentari puisi bapak yang berjudul "jarak"...menurut saya puisi bapak begitu dalam untuk mengungkapkan suatu keadaan yang ada pada perasaan puisi itu..kata-kata yang mengejutkan, sungguh pas untuk perasaan puisi ini...saya pun sempat berfikir bahwa keadaan seperti dalam puisi ini sungguh pernah saya alami...
trims sudah buat saya kagak gaptek...
BIDAYANAH_062074049_S1 PR'08

semangka mengatakan...

Salam sukses!!!!
Hidup Mahasiswa !!!!
Muzayanah “PR ’08 “
Untuk “JARAK”
Keutuhan, Sajak terdiri dari kata, larik, bait dan judul. Semua terpadu satu keutuhan yang tidak dapat berdiri sendiri. Tiap bagian baru bermakna, jika berhubungan dengan bagian yang lain. Pengimajian, pengiasandan pelambangan digunakan untuk memperkonkret, memperpadat, mempercermat/memperkhas melalui kata, larik, bait dan judul dalam sajak. Seperti dalam kata “udara, sayap, terbang adalah sebuah kesatuan dan keterkaitan dan pengimajian penyair seakan-akan ia terbang jauh ke angkasa. Juga rangkaian kata “ udara melebar, gelinjang terbang, meledak oleh api, mawar yang siakan duri, candi batu,berbisik kepada kuping dll. Kata-kata tersebut merupakan keutuhan dari bentuk yang terstruktur yang terpadu dan bertujuan.
Penonjolan, penonjolan di sini adalah dari pergolakan hati, akibat dari penataan kata, intonasi. Selain itu beberapa pengiasan kata dari perpaduan kata-katanya seakan-akan menggambarkan kondisi penyair pada saat itu, sehingga menghasilkan makna yang indah. Seperti pada kata “jantung meledak oleh api, melapuh dalam angka, siapa mawar yang siakan duri, sungguh Cuma catetan kelam, udara terayun, matahari menggigil suntuk begini, dll.
Keseimbangan , keseimbangan dalam makna dan penataan bait-bait yang serasi dan berirama, dapat menimbulkan rasa dan greget dari pembaca, juga tibulnya emosi dan pendalam arti.sehingga gagasan dan amanat dapat tersalurkan. Seperti kata “sungguh Cuma catetan kelam, merenda luka fana, tik-tak kelender purba dll.

semangka mengatakan...

Salam sukses!!!!
Hidup Mahasiswa !!!!
Muzayanah “PR ’08 “
Untuk “JARAK”
Keutuhan, Sajak terdiri dari kata, larik, bait dan judul. Semua terpadu satu keutuhan yang tidak dapat berdiri sendiri. Tiap bagian baru bermakna, jika berhubungan dengan bagian yang lain. Pengimajian, pengiasandan pelambangan digunakan untuk memperkonkret, memperpadat, mempercermat/memperkhas melalui kata, larik, bait dan judul dalam sajak. Seperti dalam kata “udara, sayap, terbang adalah sebuah kesatuan dan keterkaitan dan pengimajian penyair seakan-akan ia terbang jauh ke angkasa. Juga rangkaian kata “ udara melebar, gelinjang terbang, meledak oleh api, mawar yang siakan duri, candi batu,berbisik kepada kuping dll. Kata-kata tersebut merupakan keutuhan dari bentuk yang terstruktur yang terpadu dan bertujuan.
Penonjolan, penonjolan di sini adalah dari pergolakan hati, akibat dari penataan kata, intonasi. Selain itu beberapa pengiasan kata dari perpaduan kata-katanya seakan-akan menggambarkan kondisi penyair pada saat itu, sehingga menghasilkan makna yang indah. Seperti pada kata “jantung meledak oleh api, melapuh dalam angka, siapa mawar yang siakan duri, sungguh Cuma catetan kelam, udara terayun, matahari menggigil suntuk begini, dll.
Keseimbangan , keseimbangan dalam makna dan penataan bait-bait yang serasi dan berirama, dapat menimbulkan rasa dan greget dari pembaca, juga tibulnya emosi dan pendalam arti.sehingga gagasan dan amanat dapat tersalurkan. Seperti kata “sungguh Cuma catetan kelam, merenda luka fana, tik-tak kelender purba dll.

dyah mengatakan...

Assalamu'alaykum
Duh Bapak maaf kirim commentnya sangat terlambat, tapi saya yakin bapak baik hati...hehe maunya..?!

Puisi "Jarak"
Duh buat Dyah agak terpaku,sakit,sedih mengaharu biru..
Jarak mengingatkan aku pada seseorang nan jauh disana
Hanya sebuah kepercayaan yang kita pegang..(low kug jadi sesi curhat)
Puisi yang Bapak tulis sangat dalam artinya.
"dalam candi batu membiru
sungguh cuma catetan kelam
merenda luka fana"
Kata-kata itu membuat Dyah mengingatnya,seseorang disana yang membagi jarak dengan saya.Sakit.Hanya catatan kelam yang merenda menjadi saksi sebuah "Jarak"