Senin, 09 Juni 2008

SAJAK-SAJAK TENGSOE TJAHJONO

SIAPA PUISI
tak ada persetubuhan di sini sebab hidup merumput
dari bumi. Lahir begitu rupa sesaat matahari menerobos sela-sela jemari
menghitung kalender yang melumer
oleh waktu

puisi jadilah zat yang biasa-biasa saja. Amat bersahaja
kerna lahir bukan oleh persetubuhan. Runtuh begitu saja
dari pepohonan hidupmu.

dan di setiap laci kusiapkan epitaf baginya

SIAPA PENYAIR
biarkan kereta ini terus berjalan. Bebukitan cahaya mencairkan kebekuan
yang mengabad dalam jiwa. Ada memang yang perlu dicatat bukan untuk
halaman-halaman koran atau majalah atau televisi
Cuma saksi dari daun-daun yang menguning oleh musim
atau magma yang meledak dalam jantungmu. Tak ada artinya pengeras
suara ketika telinga tak lagi mampu mengurai angin lalu! Kamulah pemburu itu.

2 komentar:

selamat datang mengatakan...

wajah bumi adalah kata-kata
ramai menabrakkan diri, membenturkan hati
kekasih hanyalah mimpi, biarkan terbang mencari apa yang ingin dicari
puisiku adalah irama desa mengalir seperti gemericik air pancuran merembes di akar-akar hanya untuk menghidupi pepohonan dan menunggu gersang kemudian mati

selamat datang mengatakan...

wajah bumi adalah kata-kata
ramai menabrakkan diri, membenturkan hati
kekasih hanyalah mimpi, biarkan terbang mencari apa yang ingin dicari
puisiku adalah irama desa mengalir seperti gemericik air pancuran merembes di akar-akar hanya untuk menghidupi pepohonan dan menunggu gersang kemudian mati