Rabu, 30 Juli 2008

Puisi Tengsoe Tjahjono

SIANG

menganga jalan. selintas-lintas remah waktu
terbujur di sela-selanya. catatan kemarin
menjingga: masihkah bisa berpaling?
cakrawala mengabur bersama kabut

matahari tak sepanas tahun lalu. daun pun
tak melahirkan hijaunya. apa yang bisa direkam
seekor kucing kehilangan belangnya
lenyap ditelan gerah yang tidak sempurna!

10 komentar:

manuskripdody.blogspot.com mengatakan...

Pak antologi sampean yg terbaru d tunggu lho!

wayangmanggung mengatakan...

Pak Tengsoe..Saya Arif dari salatiga. Maaf mau tanya apa Naskah drama "Jalan Pencuri" karya panjenengan. Kalo ya Mohon minta Naskah Aslinya..komunitas teater kami "Getar" ingin mementaskan Naskah itu.

Trimakasih

Nurul Hida mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
selamat datang mengatakan...

Teman lama jangan dilupa
sedekat pulau gunung dan bibir pantai
sejarah memang tak mengulang waktu
rinduku menerjang gundahmu. terus berjuang tapi ingat sast bekal kita sama, semangat kita sama
di sini aku meranggas

tengsoe tjahjono mengatakan...

maaf, saya sering lupa. Kawan Rusyad nama lengkap dikau siapa? beri alamat email dirimu.

selamat datang mengatakan...

rusyad imron (doyok) magetan, seorang penggemarmu, tapi di sini aku sulit menemukanmu, walau selembar tulisan. stagnasi..stagnasi..
doyokmagetan@gmail.com

tengsoe tjahjono mengatakan...

ya, kapan2 aku undangen ke magetan. ada alasan jalan-jalan, Yok.

latifatuz mengatakan...

pak..saya Lathifatuz Z (PR'08)
dr puisi tsb secara keseluruhan stukturnya menurut saya ckp cantik tp lebih cantik lagi kalau terdpt tipografinya,keutuhannya dlm puisi tsb sangat bervariasi dan beragam tdk simetri dan tdk pula membosankan.mgkn ini sja pak selebihnya sudah sangat bagus krn saya sendiri belum bisa buat puisi seperti Bpk.

pifa mengatakan...

assalamu'alaikum.pak saya pifa nuryani (pr'08)..........
mengenai puisi bapak yang berjudul siang, saya cukup terpesona dikarenakan bapak mampu menyampaikan sebuah puisi yang berbeda dari yang lain, keutuhan dan keseimbangan puisi jelas,dan terkesan tidak dibuat-buat githu loch pak. selebihnya bagus pakkkk
kayak curahan hati bapak gitu dech,,,,
saya menunggu cerita bapak mengenai suasana hati bapak mengapa bapak menciptakan puisi ini. menurut saya bapak lebih menonjolkan perenungan hidup kita ya pakk dalam puisi ini,,,he...cuma nebak pak??hatur nuwun..

selamat datang mengatakan...

Bagaimana kalau sekali waktu menayangkan puisi balada atau puisi yang berkaitan dengan tradisi di daerah-daeah terutama Jawa Timur? Aku tunggu tayangannya.