Senin, 12 Januari 2009

JANUARI

Keledai yang kemarin masih berada di kali yang sama
bayangannya berlendir, merebahkan hutan pada matahari
Tak ada narasi, hanya debur puisi
menangis pada pagi

Rumput menganga tanpa hijau
hanya akar-akarnya menandai jiwa yang selalu koyak
oleh ulat
Seperti kemarin yang sama
atau lusa

Masih lelaki ia, juga keledai
yang bertelinga tapi tak mendengar
saat hujan menggerus pagi
menggigilkan matahari!

Inikah akhir itu?

4 komentar:

vivin mengatakan...

assalamuaikum wr. wb pak tengsoe

saya mahasiswa bapak dari kelas PR'08 yang bernama vivin
hehehe.....
yang senin kemarin bapak bilang warna baju saya kontras, tapi tidak apa-apa

"kekontrasan itu indah"

kembali ke masalah tugas, saya ingin mengomentari puisi pak tengsoe khususnya puisi Januari.

saya suka rangkaian kata yang bapak gunakan dalam mengungkapkan pikiran seperti pada baris
" saat hujan menggerus pagi
menggigilkan matahari"

saya tertarik dengan kata "menggerus pagi" dan "menggigil matahari" ungkapan yang tak pernah saya temui, namun itulah seniman yang selalu menemukan hal-hal baru.

dalam puisi ini saya dapat menarik sebuah kesimpulan bahwa puisi ini menonjolkan alam sebagai perumpamaan seperti keledai,rumput,matahari,hujan,dll.

meski jujur saja saya sulit memahami makna pada bait pertama...

tapi ini dapat memotivasi saya untuk dapat berkarya seperti bapak
Amieeeeeeeeeeeeeeeen!!!!!!

dengan adanya tugas dari bapak selain saya dapat mempelajari karya orang lainsaya juga dapat mengurangi keGAPTEKan saya mengenai blog,terima kasih atas bimbingannya.

RaGiLaLit NuLis... mengatakan...

Assalammualaikum bapak...
Ehem...
pake perkenalan dulu ya pak...
saya Nurul Machzumah,,terobsesi sama artis Zaskia Adya Mecca yang cuwantik itu pak...
kelas PR...
PR terus???capek de...
diSini saya Sehati dengan vivin memilih puisi yang berjudul Januari untuk dikomentari....
seperti yang dikatakan vivin,,,puisi ini membahas tentang alam...
hal-hal yang berkaitan dengan alam,,misalnya matahari,,,hujam dll banyak disebut disini...keutuhan kata yang digunakan sungguh memikat...sehingga puisi ini dapat tampil sebagai puisi yang utuh dengan makna yang keren...
Memang,,,saya harus banyak belajar dari bapak..terlebih dalam bidang berkarya...
Buat Pak Tengsoe,,,,Lanjutkan....!!!!
haturnuwun....

cindy_chang mengatakan...

Assalamu 'alaimkum...

Saya mahasiswi Bapak. Nama saya Chyndy Febrinda Sari, tapi Bapak bisa memanggil saya Dee-dee,atau siapa saja,lah. Jurusan Bahasa Indonesia 2008 kelas Reguler Nim 082074009. Agak gendut, sedikit tinggi, tapi sangat kreatif dan cerdas. Mohon diingat-ingat itu, Pak. hehehehe,,maaf, Pak, bercanda.

Kembali ke Puisi. Sudah lama saya membaca puisi karya Pak Tengsoe. Dulu, saat SD atau SMP saya sering ikut lomba puisi yang menggunakan karya Pak Tengsoe. Agak bangga juga, Pak, sempat menang meski cuma tingkat Kecamatan. hwehehehe,,,

Maka dari itu, sama sekali tak menyangka kalau akhirnya bertemu sekaligus menjadi mahasiswa Pak Tengsoe. Tapi ya nggak apa-apa, lah.hehe...

Intinya, sudah jauh-jauh hari saya tahu, bahwa puisi-puisi Pak Tengsoe memang bagus. Termasuk puisi Januari ini. Jadi bagi saya, kritik untuk puisi ini : Bagus.

Ya, jujur saja, Pak, saya kurang memahami mengenai puisi. Bahkan, saya selalu kesulitan membuat puisi. Kalau cerpen lumayan. Pernah dimuat di koran, meski juga baru sekali,hehehe,,

Tapi kalau puisi, entah kenapa selalu gagal. Dalam arti, jangankan orang lain yang membaca, saya sendiri setiap kali membaca puisi saya sendiri langsung merasa itu tidak bagus. mengapa demikian? Karena apa yang saya tuliskan terkadang sering tidak sama dengan apa yang ingin saya tuangkan atau yang ada di benak saya. Terlebih, saya tidak pandai mempermainkan kata-kata. Jadinya ya begitu. Seringkali saya merasa puisi-puisi saya seperti puisi anak SMA. Sangat tidak cocok ditulis oleh seorang mahasiswi yang kelak dipastikan mengajar mata pelajaran Bhasa Indonesia yang notabene identik dengan kemampuan menulis,seperti puisi dsb.

Mungkin Pak Tengsoe punya tips?

natalia.sukma mengatakan...

Ckckck....
memang benar apa yang dikatakan oleh ketiga teman-teman saya itu pak...kalau untuk mengoment puisi bapak cuma ada satu kata....B.a.G.u.S 1000x

Saya juga sama dengan ketiga teman saya itu pak, dari Kelas PR-2008,,NATALIA DESY ANGGRAENI yang selalu duduk di deretan paling depan cuma pada waktu mata kuliah bapak ajah, n' yang punya rambut paling panjang di kelas Bapak, PR-2008. . . Bapak pasti ingat khan??jgn sampai tidak. . .walaupun tak ada foto, karna saya takut nanti foto saya tersebar tanpa seijin pihak yang berwajib. . . hahaha

Puisi. . .saya mengenalnya sejak duduk di Taman Kanak-Kanak, membacanya di tengah bangunan joglo kecamatan Benjeng hingga di tengah joglo kabupaten Gresik.Salah satunya adalah buah karya Bapak yang pernah saya baca, saya masih ingat tapi judulnya atau naskahnya ada di lemari arsip Ibu.SD, SMP. . .kalau SMA udah gak pernah baca, melainkan mencoba buat puisi sampe sekarang mungkin.Tapi sering juga kesulitan buat memahami puisi karya-karya terkenal. Huhuhu

Puisi Hujan menurut saya puisi yang banyak menggunakan kata-kata yang berhubungan dengan alam, sehingga menjadikannya begitu indah, karna sesungguhnya di alam itu merupakan sumber-sumber keindahan...
Saya amat terpesona dengan kata-kata berikut "Tak ada narasi, hanya debur puisi
menangis pada pagi"
membuat saya yang membaca terlarut dalam kata-kata tersebut. Diksi yang dipilih sangat terasa keindahannya. . .

Gud Luck ajah bwt Pak Tengsoe, teruslah berkarya. . .
Luv U Pak. . .